Kamis, 17 Desember 2009

UAS SOSIOLOGI

KONFORMITAS
Konformitas : bentuk interaksi yang didalamnya seseorang berperilaku terhadap orang lain sesuai dengan harapan kelompok (Shepard)
Konformitas : cara adaptasi individu dalam mana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat, dan mengikuti cara yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan itu (Merton).
PENYIMPANGAN
Penyimpangan merupakan perilaku yang oleh sejumlah besar orang dianggap sebagai hal yang tercela dan di luar batas toleransi (James vander Zanden). Ex : waria
Institusi yg menyimpang (defiant institution) : organized crime, peredar narkotika, seks.
Tercela tidaknya suatu perbuatan tidak melekat pada perbuatan itu sendiri melainkan tergantung pada definisi sosial. Ex : pakaian renang dipakai saat pesta.
Teori differential association : teori yang mengatakan bahwa penyimpangan dipelajari melalui proses alih budaya, yaitu bersumber pada pergaulan yang berbeda (Sutherland)
Teori labeling : teori yang mengatakan bahwa seseorang menjadi penyimpang karena poses pemberian julukan, cap, etiket, merk oleh masyarakat kepadanya.
Penyimpangan primer (primary deviation) : suatu penyimpangan yang dilakukan untuk pertama kali (Lemert)
Penyimpangan sekunder (secondary deviation) : penyimpangan yang merupakan pengulangan dari penyimpangan sebelumnya (Lemert)
Melakukan penyimpangan sekunder sehingga mulai menganut gaya hidup menyimpang (deviant life style) yang menghasilkan suatu karier menyimpang (deviant career)
Teori Merton : struktur sosial tidak hanya menghasilkan perilaku konformis, tetapi menghasilkan pula perilaku menyimpang; struktur sosial menciptakan keadaan yang menghasilkan pelanggaran terhadap aturan sosial; menekankan orang tertentu ke arah perilaku nonkonform.
Hipotesis Merton : bahwa perilaku menyimpang merupakan pencerminan tidak adanya kaitan antara aspirasi yang ditetapkan kebudayaan dan cara yang dibenarkan struktur sosial untuk mencapai tujuan tersebut.
Cara Adaptasi Individu :
1. Konformitas
2. Innovation : merupakan cara dalam mana perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan masyarakat tetapi memakai cara yang dilarang oleh masy. Ex : ingin jd dosen tapi memalsukan ijazah
3. Ritualism : perilaku seseorang telah meninggalkan tujuan budaya namun masih tetap berpegang pada cara yang telah digariskan masyarakat. Ex : seorang karyawan tidak mau mengejar sukses karena sudah merasa puas.
4. Retreatism : perilaku seseorang tidak mengikuti tujuan budaya dan juga tidak mengikuti cara untuk meraih tujuan budaya. Ex : gelandangan, pemabuk, sakit jiwa, pecandu obat bius.
5. Rebellion : orang tidak lagi mengakui struktur sosial yang ada dan berupaya menciptakan suatu struktur sosial yang lain. Ex : para pemimpin di bidang politik dengan cara mereka sendiri berhasil memeloporo penggulingan tatanan politik.
Teori fungsi Durkheim : Karena setiap orang tidak sama maka ada orang yg berwatak jahat akan selalu ada. Kejahatan perlu bagi masy krn dgn adanya kejahatan maka morralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.
Teori konflik : kejahatan terkait erat dengan perkembangan kapitalisme. Hukum merupakan pencerminan kepentingan kelas yang berkuasa, dan bahwa sistem peradilan pidana mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.
TIPE-TIPE KEJAHATAN
Light, Keller dan Calhoun :
Kejahatan tanpa korban (crimes without victims) : bentuk kejahatan yang tidak mengakibatkan penderitaan pada orang lain. Ex : bejudi, mabuk, free sex, obat bius.
Kejahatan terorganisasi (organized crime) : komplotan berkesinambungan untuk memperoleh uang atau kekuasanan dengan jalan menghindari hukum melalui penyebaran rasa takut atau mulai korupsi. Ex : Penyelenggaraan pelacuran, perjudian gelap, peminjaman uang dengan bunga tinggi.
Kejahatan terorganisasi transnasional (transnational organized crime) : kejahatan terorganisasi yang melampaui batas negara yang dilakukan oleh organisasi2 dengan jaringan global. Ex : penyelundupan senjata, perdagangan obat terlarang atau bahan nuklir, money laundering, sex slavery.
White collar crime : kejahatan yang dilakukan oleh orang terpandang atau orang berstatus tinggi dalam rangka pekerjaannya. Ex : penghindaran pajak, penggelapan uang perusahaan.
Corporate crime : kejahatan yang dilakukan atas nama organisasi formal dengan tujuan menaikkan keuntungan dan menurunkan kerugian. Keller mebedakannya menjadi 4 :
1. kejahatan terhadap konsumen. Ex : biskuit beracun
2. kejahatan terhadap publik. Ex : gas beracun yang keluar dari pabrik bahan kimia
3. kejahatan terhadap pemilik perusahaan. Ex : penipuan pemegang saham
4. kejahatan terhadap karyawan. Ex : menghirup gas beracun, cacat terkena mesin
Giddens :
Governmental crime : kesalahan moral oleh para pejabat pemerintah yang membawa dampak mengerikan. Ex : Mao Zedong menyebabkan kemiskinan dan kelaparan
Cybercrime : kejahatan berupa penyebarluasan virus komputer melalui internet dengan maksud mengubah ataupun merusak sistem informasi organisasi yg bergabung dgn internet.
PERILAKU KOLEKTIF
Perilaku kolektif : perilaku yang (1) dilakukan bersama oleh sejumlah orang, (2) tidak bersifat rutin, dan (3) merupakan tanggapan terhadap rangsangan terrtentu. Ex : perkelahian massal, pencurian besar-besaran, huru-hara kampanye.
Perilaku kolektif dipicu oleh suatu rangsangan yang sama. Rangsangan tersebut dapat berupa peristiwa, benda, atau ide.
FAKTOR PENENTU PERILAKU KOLEKTIF : TEORI SMELSER
Faktor pertama : Structural conduciveness : faktor stuktur situasi sosial yang memudahkan terjadinya perilaku kolektif. Sebagian faktor ini merupakan kekuatan alam yang berada di luar kekuasaan manusia, namun sebagian merupakan faktor yang terkait dengan ada tidaknya pengaturan melalui institusi sosial.
Faktor kedua : Structural strain : semakin besar ketegangan struktural, semakin besar pula peluang terjadinya perilaku kolektif. Ex : perbedaan etnik, agama, ekonomi.
Faktor ketiga : berkembang dan menyebarnya suatu kepercayaan umum (growth and spread of generalized belief). Ex : desas-desus atau isu.
Faktor keempat : faktor yang mendahuluinya (precipitating factor) : Desas-desus dan isu yang berkembang dan dipercayai khalayak memperoleh dukungan dan penegasan. Ex : isu Devaluasi yg benar2 terjadi, kenaikan harga barang pokok.
Faktor kelima : mobilisasi para peserta untuk melakukan tindakan. Perilaku kolektif terwujud manakala khalayak dimobilisasikan oleh pimpinannya untuk bertindak, baik untuk menjauhi atau pun mendekati orang atau benda yang mereka anggap sebagai sasaran tindakan.
Faktor keenam : berlangsungnya pengendalian sosial (the operation of social control). Faktor ini dapat mencegah, mengganggu ataupun menghambat akumulasi kelima faktor penentu sebelumnya.
PERILAKU KERUMUNAN
Kerumunan (Guldens) : sekumpulan orang dalam jumlah relatif besar yang langsung berinteraksi satu dengan yang lain di tempat umum.
Kerumunan (Le Bon) : sekumpulan orang yang mempunyai ciri baru yang berbeda samasekali dengan ciri individu yang membentuknya.
Kerumunan (Light, Keller, Calhoun) : sekumpulan orang yang berkumpul di sekitar seseorang atau kejadian, sadar akan kehadiran orang lain dan dipengaruhi orang lain.
Kerumunan ekspresif,expressive crowd (Blumer) : kerumunan dimana anggotanya menyatakan perasaan mereka secara meluap-luap dan menampilkan perilaku yang biasanya tidak ditampilkan di tempat lain. Ex : supporter sepakbola, melihat konser.
Kerumunan Konvensional (Blumer) : sekumpulan orang yang berada di suatu tempat untuk suatu tujuan yang sesuai dengan aturan yang berlaku. Ex : di halte, pasar, toko.
Kerumunan panik (Blumer) : kerumunan yang di dalamnya orang terjangkit rasa takut karena menghadapi keadaan bahaya sedangkan jalan keluar untuk meloloskan diri sangat terbatas. Ex : gempa bumi di gedung.
Kerumunan sambil lalu,casual crowd (Blumer) : keumunan yang para anggotanya datang dan pergi, hanya secara sambil lalu memberikan perhatian pada suatu sasaran tertentu, dan interaksi satu dengan yang lain sangat terbatas. Ex : melihat kebakaran, kecelakaan.
Kerumunan yang bertindak, acting crowd (Blumer) : sekumpulan orang yang memusatkan perhatian pada suatu hal yang merangsang kemarahan mereka dan membangkitkan hasrat untuk bertindak. Ex : kerusuhan sepakbola.
Orgy : kerumunan yang didalamnya orang melakukan pelampiasan secara berlebihan yang biasanya tidak dibenarkan oleh aturan. Ex : mabuk, free sex.
PENYEBAB KERUMUNAN : TEORI LE BON
Faktor pertama : karena kebersamaannya dengan banyak orang lain, maka individu yang semula dapat mengendalikan nalurinya, kemudian memperoleh perasaan kekuatan luar biasa yang mendorongnya untuk tunduk pada dorongan naluri.
Faktor kedua : penularan (contagion).
Faktor ketiga : suggestibility
Teori penularan (contagion teory) : teori yang mengatakan bahwa dalam suatu kerumunan tiap perasaan dan tindakan bersifat menular, dan bahwa anggota kerumunan hanya mengikuti naluri, tidak rasional dan tidak mampu mengendalikan perilaku sendiri.
Teori konvergensi (convergence teory) : teori yang mengatakan bahwa perilaku kerumunan muncul dari sejumlah orang yang mempunyai dorongan, maksud, kebutuhan serupa. Ex : huru-hara muncul pada pertunjukkan music rock.
GERAKAN SOSIAL
Gerakan sosial : suatu aliansi sosial sejumlah besar orang yang berserikat untuk mendorong ataupun menghambat suatu segi perubahan sosial dalam suatu masyarakat.
Berbeda dengan perilaku kolektif, gerakan sosial ditandai oleh adanya tujuan atau kepentingan bersama.
Gerakan sosial ditandai dengan adanya tujuan jangka panjang, yaitu untuk mengubah ataupun mempertahankan masyarakat atau institusi yang ada di dalamnya. Ex : gerakan green peace, demo tahun 1965-1966 bertujuan mengubah perimbangan politik dan kebijaksanaan ekonomi pemerintah.
Gerakan sosial juga menggunakan cara yang berada di luar institusi yang ada. Ex : pawai dan demonstrasi tanpa izin, mogok makan, intimidasi, konfrontasi dengan aparat.
Tipologi Aberle :
Alterative movement : gerakan yang bertujuan mengubah sebagian perilaku perseorangan. Ex : kampanye anti rokok, minuman keras, tidak menyalahgunakan zat.
Redemptive movement : gerakan yang bertujuan mengubah perilaku perseorangan secara menyeluruh. Ex : bertobat sesuai ajaran agama
Reformative movement : gerakan yang bertujuan mengubah segi-segi tertentu masyarakat. Ex : tujuan pergantian pemerintah
Transformative movement : gerakan yang bertujuan mengubah masyarakat secara menyeluruh. Ex : khmer merah di kamboja.
Kornblum dengan mengacu pada tujuannya :
Revolutionary movement : gerakan sosial yang bertujuan melakukan transformasi menyeluruh tatanan sosial, termasuk didalamnya institusi pemerintah dan sistem stratifikasi. Ex : revolusi rusia dan revolusi tiongkok
Reformist movement : gerakan sosial yang hanya bertujuan mengubah sebagian institusi dan nilai. Ex : Budi Utomo
Conservative movement : gerakan sosial yang berupaya mempertahankan nilai dan institusi masyarakat. Ex : kaum feminis
Reactionary movement : gerakan sosial yang bertujuan kembali ke institusi dan nilai di masa lampau dan meninggalkan institusi dan nilai di masa ini. Ex : Ku Klux Klan di AS.
Institusi sosial mendukung kedudukan kulit putih diatas kulit hitam.
FAKTOR PENYEBAB GERAKAN SOSIAL
Karena menderita deprivasi (kehilangan, kekurangan, penderitaan). Deprivasi relatif : kesenjangan antara harapan masyarakat dengan keadaan nyata yang dihadapi.
PERUBAHAN SOSIAL
Pola linier : menurut pemikiran bahwa perkembangan masyarakat mengikuti suatu pola yang pasti.
Tiga tahap yang dilalui peradaban :
Tahap Teodologis dan Militer : semua konsepsi teoritik dilandaskan pada pemikiran mengenai kekuatan2 adikodrati.
Tahap Metafisik dan yuridis : menjembatani masy milite dengan masy industri.
Tahap Ilmu Pengetahuan dan Industri : industri mendominasi hubungan sosial dan produksi menjadi tujuan utama masy.
Pola siklus : masyarakat berkembang lasksana suatu roda. Pandanggannya bahwa kebudayaan umbuh, berkembang dan pudar.
Sirkulasi elit : pandangan Pareto bahwa aristokrasi hanya dapat bertahan untuk jangka waktu tertentu saja dan akhirnya akan pudar untuk selanjutnya diganti oleh suatu aristokrasi batu yang berasal dari lapisan bawah.
Gabungan beberapa pola
Marx : sejarah manusia merupakan sejarah perjuangan terrus-menerus antara kelas2 dalam masy sebenarnya mengandung benih pandangan siklus karena setelah suatu kelas berhasil menguasai kelas lain menurutnya siklus serupa akan berulang lagi.
Weber : tiga jenis wewenang : kharismatik, rasional-legal, tradisional.
TEORI SOSIAL DI ABAD 20
Globalisasi (giddens) : proses peningkatan kesalingketergantungan masyarakat dunia.
Globalisasi (waters) : suatu proses sosial yang di dalamnya kendala geografi terhadap pengaturan sosial dan budaya menjadi surut dan dalam mana manusia menjadi semakin sadar bahwa pengaturan tersebut menjadi semakin surut.
Globalisasi budaya : sacriscape, ethnoscape, econoscape, mediascape, leisurescape.
TEORI2 MODERN
Teori modernisasi : teori yang menganggap bahwa negara2 terbelakang akan menempuh jalan sama dengan negara industri maji di barat sehingga kemudian akan menjadi negara berkembang pula melalui proses modernisasi.
Teori ketergantungan : teori berdasarkan pengalaman negara2 Amerika latin yang mengatakan bahwa perkembangan negara2 industri dan keterbelakangan negara2 dunia ketiga berjalan bersamaan : di kala industri mengalami perkembangan, maka negara2 dunia ketiga justru semakin terbelakang.
Teori sistem dunia : teori yang mengatakan bahwa perekonomian kapitalis dunia kini tersusun atas tiga jenjang : negara2 inti, negara2 semi-periferi, negara2 periferi.
Negara2 inti : Eropa barat dgn industri yg berkembang pesat.
Negara semi-periferi : Eropa Selatan yang menjalin hub dagang dgn negara2 inti.
Negara2 periferi : Asia dan Afrika yang di luar jaringan perdagangan negara2 inti yg kemudia ditarik melalui kolonialisme.
Involusi Pertanian : suatu proses krumitan berlebihan yang semakin rinci yang memungkinkan tiap orang tetap menerima bagian dari panen meskipun bagiannya memang menjadi semakin mengecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Telah Mengisi Komentar