Selasa, 26 Februari 2013

True Story of Syafda


Kali ini saya akan berbagi sebuah kisah nyata yang dialami oleh teman saya yang bernama Syafda. Sumber cerita ini valid karena saya dapat langsung dari teman saya. Silahkan teman-teman ambil sisi positif dan hikmah yang terkandung dalam cerita ini sebagai tambahan ilmu dalam menjalani kehidupan kita yang akan datang.

True Story of Syafda

Cerita ini mengenai kisah cinta Saya dengan pasangan Saya yang sudah berjalan 6 tahun dan mudah2an akan menikah tahun depan (2013). Namun pernikahan itu seakan enggan mendatangi kami berdua, meskipun dia sudah menjadi istriku!

Awal Kisah
Saya dengan pasangan saya, sudah kenal hampir 6 tahun, yaitu pada 06 November 2012. Saya kelahiran 1987 dan dia 1989. Saya dan dia kuliah di PGSD di salah satu universtas ternama di kota Saya, dan dia adalah junior Saya. Saya BP 2005 dan dia BP 2006.

Kami memiliki banyak persamaan. Yaitu : kami sama2 anak ke-4 dari 4 bersaudara. Kakak tertua sama2 perempuan, kakak kedua sama2 laki2, dan kakak ketiga sama2 perempuan.
Saya tidak bakalan ngelepasin dia karena dia adalah wanita 1 dalam 1000 yang tentunya akan susah ditemui di zaman sekarang ini!

Alasannya..
Selain dia orangnya pendiam, pemalu, penyabar, lemah lembut, sopan, dan lain-lain. Dia itu orangnya muslimah banget, dari segi penampilan bahkan sikap. Dia lebih suka memakai rok panjang, hijab panjang, manset tangan, dan kaos kaki. Bahkan dia make itu walaupun berkendara jauh dengan motor saya. Kebetulan jarak rumah saya dengan kampung dia menempuh perjalanan 2,5 jam. Dan dia tetep duduk menyamping selama perjalanan itu!

Saya cuma dibolehkan datang ke rumah dia pas hari raya Idul Fitri aja. Selebihnya? Tidak boleh. Bahkan saya dan dia jarang sekali bertemu, paling banyak hanya 2 kali sebulan. Selebihnya banyak kami habiskan dengan berkomukasi lewat handphone.

Dengan dia dan keluarganya yang seperti itu, saya pun berharap yang terbaik untuk kita berdua. Dan saya berprinsip tidak akan menodai (walau cuma untuk memegang tangan) dia sampai kami sah secara agama dan hukum. Alhamdulillah..semuanya berjalan di jalur-Nya.

Kami pun diberikan banyak rezeki oleh Allah SWT. Saya diangkat menjadi PNS sebagai guru SD (lulus di ujian pertama CPNS Saya – tahun 2008) di kota saya dan dia menjadi guru SD honorer juga di kota saya. 

Singkat cerita, tanggal 1 Mei 2012, dia mengalami sakit yang berawal dari sakit biasa dan ringan saja, kayak demam dan sesak nafas. Namun..saat dia menelepon saya, saya ngerasa dia kesakitan banget! Saya pun menyuruh dia untuk pulang kampung, namun dia tidak kuat.
Tanggal 3 Mei 2012, dia pun merasa kuat untuk pulang kampung n memutuskan berangkat sepulang mengajar menggunakan angkutan umum. Selama dia berada di kampung, kita lebih sering berkomunikasi lewat telpon di malam hari. Saya menelpon dia sampai dia tertidur, karena memang begitulah kebiasaan dia kalo nelpon saya.
Sampai di tanggal 5 Mei 2012, Saya telponan dengan dia di sore hari. Beda dengan hari biasanya, tapi tetep, dia tertidur saat telponan dengan saya. Malam harinya, saya masih begadang ngetikin kerjaan nyokap buat dibawa ke luar kota besok, dan saya yang bakal nganterin nyokap ke luar kota dalam perjalanan hampir 3 jam.
Pada saat saya asyik mengetik, tiba-tiba hape saya berbunyi. Setelah saya liat, ternyata dia yang nelpon. Tapi kok aneh, tengah malam (kurang lebih pukul 12 malem) tidak seperti biasanya. Setelah saya angkat telpon, ternyata yang bicara bukan dia namun wanita lain yang juga menggunakan logat dari darah asal dia. Karena saya tidak mengerti, bingung, dan berpikir kalo ini salah sambung, akhirnya saya matikan telponnya.
Namun nomor dia nelpon lagi! Saya makin bingung. Saya angkat lagi, kali ini yang bicara adalah kakak perempuan dia. Kakak dia tanpa babibu, langsung nyuruh saya datang ke kota dia..SEKARANG JUGA!
“Tengah malam begini? Menempuh 2,5 jam perjalanan kesana dalam waktu cepat?”, pikir saya

Kakak dia minta saya datang secepatnya, karena..DIA SEKARAT di rumah sakit. Waduh, langsung lemes saya mendengarnya! Langsung saja saya sanggupin untuk menenangkan keluarga dia. Setelah menutup telpon, saya langsung menyampaikan berita tersebut ke nyokap (karena nyokap yang masih bangun).
Dengan kalimat terbata2, saya minta ijin ke nyokap buat malam itu berangkat ke kota dia. Alhamdulillah, nyokap ngijinin tapi dengan syarat, saya mesti bawa sepupu cewek saya kesana. Soalnya nyokap tidak mau saya ugal2an bawa motor karena kondisi hati yang sedang semrawut. Berangkatlah saya bareng sepupu saya tepat jam 12 malem ke kota dia.
Perjalanan yang biasanya 2,5 jam, saya tempuh dalam 1 jam saja! Kebetulan suasana tengah malem, jalanan sepi. Sepanjang perjalanan, mata saya tanpa sadar mengeluarkan air mata. Hati saya tidak karuan, hingga bawa motor pun tidak memperhatikan jalan. Beberapa kali sepupu saya terombang-ambing oleh gelombang jalanan, dan sepupu saya bilang supaya saya sabar dan tetap hati-hati.
Hanya 1 yang ada dalam pikiran saya, yaitu harus secepat mungkin sampai disana. SEBELUM.....
Selama perjalanan itu pulalah, keluarga dia selalu menelpon saya untuk menanyakan keberadaan saya. Telpon inilah yang semakin membuat saya takut, takut jika mendengarkan kabar yang tidak saya inginkan
Sesampai di RS, saya dan sepupu sudah ditunggu kakak perempuan dia di depan pintu gerbang RS. Saya pun ditunjukkan tempat dia berada. Ternyata semua keluarga dia udah berkumpul disana, tentunya juga kedua orang tua dia. Mata mereka terlihat bengkak, sepertinya sudah banyak mengeluarkan air mata.
Selanjutnya mata saya langsung menuju ke dia. Sungguh miris kawan, dia terlihat sudah tidak berdaya lagi dengan keringat yang bercucuran tiada henti. Baju yang dikenakan dia sudah terlihat sangat basah. Ditambah dengan selang di hidungnya yang terhubung ke tabung oksigen. Sungguh, saya tidak sanggup melihat penderitaan dia. Suaranya sayup2 sampai memanggil nama saya. Dengan keadaannya yang lemah, dia memanggilku untuk mendekatinya.

Dengan terbata2, dia menagih janji saya ke dia. Yap, MENIKAH! Saya dan dia udah yakin untuk menikah sejak 1 bulan bertemu. Saya yang sudah menyangka hal ini akan terjadi, sudah menyiapkan mas kawin di dalam saku celana, yaitu uang 100 ribu rupiah. Saya menatap sepupu saya, dan dia mengangguk tanda setuju. Akhirnya saya menyanggupi permintaan dia, yang bisa jadi ini adalah permintaan terakhir dia.
Mulailah saya dan bokap dia bersalaman, dan dia menyuruh semua keluarga bahkan pegawai RS untuk menyaksikan akad nikah ini! Bokap dia yang sudah berumur, terlihat kesulitan dalam membacakannya. Sudah lama bokap dia tidak melakukan itu, terakhir kali adalah 10 tahun yang lalu. Karena dia bersaudara berjarak hampir 10 tahun dengan kakaknya.
Setelah percobaan ketiga, akhirnya saya dan bokap dia melakukannya dengan lancar. Dia pun bertanya kepada para pegawai RS, sah atau tidak. Mereka menjawab..SAH! Alhamdulillah, akhirnya di tanggal 6 Mei 2012, Saya dan dia sudah SAH menjadi SUAMI-ISTRI. Walaupun hanya dengan mas kawin 100 ribu rupiah dan masih secara agama saja.
Kondisi dia pun terlihat mulai melemah setelah menjadi istri saya! Dia meminta saya untuk memeluknya. Saya ragu, karena terdapat banyak pasang mata yang melihatnya. Keluarga dia pun mengabulkan permintaannya! Saya pun memeluk dia, istri saya. Inilah pertama kali saya menyentuh dia, dan itupun secara halal. Di saat saya memeluk dia, dia mengatakan ke saya : “dalam kondisi seperti ini, saya ingin kamu peluk. Namun hal itu tidak mungkin jika kita belum menikah!” Saya pun mendekap lebih erat tubuhnya, biar bisa memindahkan panas tubuh ini dan menghilangkan keringatnya.

Tidak terasa, keadaannya semakin melemah. Dia meminta saya memanggilkan dokter wanita (ingat..WANITA, karena dia merasa risih jika berdua aja dengan dokter pria), sekalian saya disuruh mengisi administrasi di RS dengan status baru tentunya, SUAMI dia! Dia pun minta berbicara empat mata saja dengan sang dokter, saya dan keluarga lainnya disuruh keluar. Sedangkan dokter menutup tirai ruangan, yang membuat suasana semakin tak menentu. Kami menunggu dengan gelisah.
Setelah berbicara begitu lama, akhirnya sang dokter keluar. Saya berharap banyak dengan ucapan dokter wanita ini. Sang dokter pun berkata bahwa dia udah bisa dibawa pulang! Saya kaget, karena dia sempat didiagnosa mengalami penyakit jantung. Sudah 3 dokter ahli mengatakan hal itu dengan yakin. Inilah yang bikin dia sekarat! Namun sebelum dia dibawa pulang, hasil rontgen tidak menunjukkan apa2 alias dia sehat2 aja! BELIEVE IT OR NOT, tapi..itulah kenyataannya!
Trauma Istriku
Dalam keadaan lemah, dia pun pulang ke rumah, namun dia tidak mau dipisahkan dengan suaminya, yaitu saya. Dia mau saya naik mobil bersama dia. Saya pun meminta kepada sepupu saya untuk mengendarai motor saya ke rumah dia. Sesampainya di rumah dia, saya dan kakak laki2 dia membopong dia ke kamarnya. Tapi saat kami akan membaringkan dia ke tempat tidurnya, dia tidak mau. Dia masih trauma dengan pengalaman sakratul maut yang dilewatinya di tempat itu.
Keluarga dia pun meletakkan kasur di lantai, dekat tempat tidur dia. Kemudian dia pun dibaringkan diatas kasur tersebut. Dia tak mau melepaskan pegangannya pada tangan saya. Saya jadi salah tingkah, karena banyak keluarga dia yang melihat. Seperti mengerti dengan maksud dia, keluarga dia pun mengijinkan saya tidur dengan istri saya.
Dengan memanggil suami, dia mohon supaya saya tidak pulang dulu hari ini. Waduh, padahal besok saya mesti nganterin nyokap saya ngajar! Gimana nih? Tapi saya hilangkan itu semua, saya mau membahagiakan istri saya di hari pernikahan kita. Saya pun menyanggupi permintaan istri saya. Setelah dia tertidur, saya pun tertidur dengan pulasnya.
Pagi harinya, pukul 05.00, nyokap saya nelpon. Karena takut membangunkan dia, saya coba merogoh kantong celana tempat beradanya hape tanpa membangunkan dia. Saya angkat telpon dari nyokap, yang menanyakan kabar dia. Saya bilang kalo dia udah mendingan. Sebelum saya bilang, nyokap saya malah nyuruh saya untuk nginep disana. Nyokap pun berangkat ngajar pake angkutan umum. Saya pun mengucapkan terima kasih atas pengertian dari nyokap.
Oh iya saya lupa menjelaskan, sepupu saya yang cewek adalah temen sekelas dia dalam perkuliahan. Kebetulan, dia dan sepupu saya juga merupakan teman akrab. Mereka berdua sedang mengurus wisuda S1 transfer. Dia meminta bantuan pada sepupu saya untuk mengurus kelengkapan wisudanya. Sepupu saya mau dan mengajak saya pulang. Tapi dia melarang saya pulang! Karena masih membutuhkan kehadiran saya dalam kondisinya yang seperti itu. Akhirnya saya antarkan sepupu saya sampai ke angkutan umum menuju kota saya. Sebelum angkutannya berangkat, saya berpesan kepada sepupu saya untuk merahasiakan pernikahan saya.
Status Baruku
Setelah seharian menemani dia, istri saya, setelah ashar saya ijin untuk pulang ke rumah. Dia mengijinkan Saya pulang, dengan syarat, besok kembali lagi. Saya sebagai suami dia tentu menginginkan itu juga! Saya pun berangkat pulang ke rumah dengan membawa status baru, yaitu suami dia.
Sesampainya di rumah, saya bertekad untuk membicarakan pernikahan saya dengan dia kepada kedua ortu saya. Saya pun menunggu kedatangan nyokap datang dari luar kota. Begitu sampainya nyokap di rumah, saya pun menyambutnya dengan bahagia. Saya biarkan sejenak nyokap untuk beristirahat setelah menempuh perjalanan yang jauh.
Ketika saya mendapatkan keadaan yang pas, saya ijin masuk ke kamar ortu saya. Ortu saya mulai menanyakan tentang kejadian malam itu. Saya pun mulai bercerita dengan terbata2, termasuk mengenai pernikahan itu. Ortu saya kaget bukan kepalang! Saya pun diomelin ortu karena saya dianggap mengambil keputusan tanpa pikir panjang.
Saat itu emang saya tidak pikir panjang lagi ketika dia minta saya menikahinya (karena memang inilah yang saya inginkan). Saya berharap dengan menikahi dia, dia ada semangat baru untuk melewati masa sulitnya dan kemudian menjalani hidup sebagai istri saya.
Mulailah saya bingung, karena ditambah keluarga dia yang mendesak saya untuk menikahi dia secara hukum. Itu semua bukan tanpa alasan, karena pernikahan kami di RS sudah tersebar di penjuru kota dia. Ternyata bukan hanya itu, efeknya lebih besar lagi. Kabar pernikahan kami juga sampai di kota saya! Salah seorang rekan kerja saya menanyakan kebenaran kabar itu. Saya menjawab dengan tegas tanpa ragu, kalo itu tidak benar sehingga rekan kerja saya pun mempercayainya. Saya tidak lupa untuk mengatakan kepadanya, jangan sampai kabar ini diberitahukan ke rekan yang lain.
Tiga minggu sesudah pernikahan kami, keluarga dia datang ke keluarga saya untuk merundingkan pernikahan kami secara hukum. Namun apa yang terjadi? Keluarga saya menyambut keluarga dia dengan sinis (karena keluarga saya merasa tertipu dengan pernikahan itu!) sehingga perundingan pun tidak berjalan lancar. Kekecewaan keluarga dia berimbas dengan kekecewaan dia kepada saya.
Saat dia wisuda, keluarga dia tidak mau menerima kedatangan saya dalam acara wisuda dia, meskipun dia udah berstatus istri saya. Saya sedih banget, 2 jam perjalanan saya tempuh untuk menghadiri acara wisuda dia, namun hasilnya NIHIL! Saya pun pulang dengan temen saya yang kebetulan juga wisuda di saat itu.
Akhirnya Menikah?
Tepat 6 November 2012 kemarin, tepat pulalah saya 6 tahun kenalan dengan istri saya. Telah 6 bulan juga saya resmi menjadi suami dia, meskipun masih dalam agama saja. Saya sudah meminta maaf secara langsung kepada dia sekeluarga terhadap sikap keluarga saya. Dengan susah payah, akhirnya keluarga dia dapat mengerti.
Sejak saya menikahi dia, saya pun menjalankan kewajiban saya sebagai pencari nafkah untuk dia. Setiap tanggal 1, mulai Juni 2012, Saya mentransfer uang bulanan untuk istri saya. Dia pun rajin memberikan bekal untuk saya bawa mengajar. Semuanya kami lakukan dalam kehidupan yang terpisah. Dia di kosnya, dan saya di rumah ortu, tp kami bahagia dengan status ini.
Selama 6 bulan ini, saya terus membujuk ortu saya untuk segera menikahkan kami. Tepat tanggal 1 Desember 2012 kemarin, keluarga saya menyetujui untuk menikahkan kami di tahun 2013. Alhamdulillah saya bersyukur dengan kabar gembira ini! Namun keluarga saya mengajukan syarat, keluarga saya tidak mau mengikuti adat istri saya dan tetap menggunakan adat saya. APA? MUSTAHIL!
Di adat dia, keluarga pria mesti mengisi kamar wanita dengan lengkap. Mulai dari tempat tidur, lemari pakaian, sampai bagian terkecilnya. Bisa diisi langsung dengan barang atau diganti dengan uang. Barang atau uang tersebut diserahkan kepada keluarga perempuan saat akan menetapkan hari pernikahan, atau paling lambat sebelum resepsi pernikahan. Pada jaman sekarang ini, biasanya biaya tersebut berkisar 10 juta – 15 juta! WOW!!!
Keluarga saya minta saya bilang ke dia. Kalo dia setuju, baru pernikahan ini akan dilanjutkan. Kalo tidak, maka berakhir sampai disini. Saya bilang ke keluarga saya, kalo akan membicarakannya ke dia. Saya pun membicarakan hal ini dengan dia. Dia pun menanggapinya biasa saja. Saya bingung! Dia bilang, ini sudah biasa terjadi. Setelah bicara panjang lebar, akhirnya kami sepakat untuk mengumpulkan uang 10 juta itu berdua. Dengan begitu syarat adat itu akan terpenuhi tanpa keluarga kami mengetahuinya kalo itu uang kami berdua. Namun istri saya ingin menikah dengan saya secepatnya, walau uang tersebut belum tercukupi

Sebenarnya uang saya udah saya kumpulkan 15 juta untuk mengikuti adat tersebut. Namun keluarga saya udah mencium hal tersebut. Keluarga saya meminta tabungan saya dengan alasan lebih baik investasikan ke emas sebagai modal menikah. Ternyata, uang itu tidak bisa saya minta kembali! Ditambah lagi, gaji saya bulan ini udah buat ngebantu kakak laki2 saya yang terlilit hutang. Tinggal lah uang di rekening hanya Rp 147.532,-
Saya tidak mau memberatkan orang lain, saya terbiasa memecahkan masalah sendiri sejak kecil. Karena saya sejak lahir sudah sering ditinggal kerja oleh ortu saya sehingga dapat dibilang saya hanya dibesarkan oleh nenek saya.
Kemungkinan, awal Januari 2013 keluarga saya mengunjungi keluarga dia. Dan kemungkinan lagi, pernikahan kami akan diselenggarakan awal Maret 2013. OKE..masalah buat menikah udah akan segera selesai! Tapi tidak kewajiban saya secara adat kepada dia! Setelah saya hitung2 dana yang maksimal yang dapat saya kumpulkan dari gaji saya bulan Januari 2013 sampai Maret 2013, kemungkinan hanya sanggup membayar 6 juta rupiah (dengan rincian gaji perbulan digenapkan 2 juta rupiah dan tanpa ditarik sepeser pun). Sedangkan 4 juta rupiah lagi saya bingung mau mencari kemana. Dalam hati saya berkata, “Saya tidak mau membangun keluarga yang dimulai dengan HUTANG!!!”
Itulah yang menyebabkan saya selalu merasa pernikahan saya dan dia antara ada dan tiada. Saya bukan memaksakan keadaan, namun karena saya merasa pernikahan ini sudah WAJIB hukumnya. Untuk menghindarkan diri dari fitnah dunia serta dapat menjalankan tugas SUAMI-ISTRI sebagaimana mestinya. Dan dapat diakuinya status kami secara agama dan hukum.
Tanggal 10 November 2012, sepulang ngajar, saya mengajak dia bertemu untuk membicarakan hal ini pada dia. Selanjutnya saya hitung2 biaya seminimal mungkin dengan dia. Alhamdulillah biayanya bisa diperkecil jadi Rp 7,5 juta.
Tanggal 12 November 2012, Alhamdulillah saya dapat rejeki yang berlimpah hari ini,
yang pertama, tunjangan guru non sertifikasi untuk 3 bulan sudah keluar ~ Rp 750.000,-,
yang kedua, upah Saya sebagai pemateri KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk 2 kali pertemuan sudah dibayarkan @Rp 375.000,- jadi 2x375=Rp 750.000,- , yang terakhir, saya dapet bantuan berupa PS3 lengkap dengan aksesorisnya dan Nokia C6-00 dari kakak laki2 saya. Katanya boleh dijual untuk modal nikah! Itu semua saya dapat setelah curhat kepada kakak saya tentang masalah ini.
Tanggal 14 November 2012, akhirnya sedikit demi sedikit bertambah juga tabungan saya untuk modal meskipun uang tunjangan guru non sertifikasi baru bisa dicairkan akhir bulan ini, tetapi saya dapat job tambahan dari Kepala Sekolah untuk menjadi narasumber dalam sebuah workshop 1 kali pertemuan @Rp 300.000,- kemungkinan dapat dilakukan dan dicairkan bulan ini.
Tanggal 15 November 2012, Inna lilahi wa inna ilaihi rajiun, yang namanya musibah memang tidak tahu kita kapan datangnya! Malam tadi, saya bersama kakak ipar saya mau ngejemput Bokap ma GrandMa of Bokap ke kimia farma. Kebetulan tadi malam hujan mulu. Nah, saya diminta bokap ngejemput nenek kesana karena udah tidak ada angkot pulang. Kakak ipar saya pun ngajak jemput pake mobilnya.
Saat itu kondisi jalan sedang hujan, karena mobil kakak ipar saya tidak pakai wiper, kaca mobilnya banyak bintik2 tetesan hujan. Pas dipersimpangan jalan, mobil kakak ipar saya nabrak mobil polisi.
Akhirnya kakak ipar saya kena 500 ribu buat perbaiki dashboard. Saya tau itu emang kesalahan kakak ipar saya, tp saya ikut andil juga karena saya yang disuruh jemput pake motor eh malah ngajak2 kakak ipar saya pake mobil.
Saya sadar perekonomian keluarga kakak saya emang lagi miris banget. Udah hutang dimana-mana, tambah gaji yang dipotong lebih dari separonya buat angsuran hutangnya. Akhirnya saya yang bayar itu tagihan pak polisi. “walau ada pengeluaran tak terduga, Saya yakin..bakal ada juga pemasukan yang tak terduga”
Tanggal 17 November 2012, Alhamdulillah terima kasih ya Allah yang telah melimpahkan banyak rejeki kepada kita semua. Masih ingat dengan PS3 Saya kemarin? Nah, setelah saya masukin ke Forum Jual Beli (dengan revisi harga sebanyak 3 kali, dari 3,5 juta jadi 3 juta ampe akhirnya 2,5 juta) akhirnya ada juga yang beli. Satu lagi, Nokia C6-00, masih ingat kan? Nah, hp ini gak jadi saya jual, karena saya rasa harganya tidak terlalu bisa membantu. Akhirnya dengan berat hati, saya menjual imo S88 discovery (yang belum sempat saya miliki selama 1 bulan) ke FJB dengan harga 1,350 juta.
Dan inilah jumlah saldo saya setelah jualan PS3 dan IMO S88 Discovery.
Belum berakhir bulan ini, dana saya buat menuhin tuntutan adat pun sudah lebih 50% (dari 7,5 juta) terpenuhi. Walaupun harus menjual barang2 kesayangan.

Tepat tahun baru 2013, saya menerima tunjangan beserta uang makan yang sudah saya tandatangani di bulan Desember. Dan juga gaji saya dibulan Januari juga sudah cair, sehingga saldo saya sekarang : Rp. 11.254.777,-

Karena rencana saya sudah mendekati waktunya, saya dan dia udah berencana mencari tempat tinggal. Karena kami bekerja di kota saya, akhirnya kami memutuskan untuk berkediaman di kota saya saja! Dan uang yang kami gunakan adalah jumlah saldo dikurangi dengan kewajiban 7,5 juta. Jadi kira2 ada 3,5 juta. Namun setelah kami survei, kebanyakan kontrakan di kota saya berlabel mulai dari 5 juta. Saya berharap, mudah2an sebelum pertemuan keluarga kami, di Januari ini atau di awal Februari, dana saya udah terkumpul untuk mengisi tuntutan adat dan kontrak rumah.
Pertengahan bulan Januari ini, saya sama dia sepakat buat ngontrak rumah dulu. Kenapa? Karena biasanya awal tahun banyak kontrakan yang kosong. Dia juga sudah setuju untuk mengutamakan kehidupan kami disini, daripada mengisi kamarnya dikampung nanti.
Memang agak susah nyari yg harga segitu (5 juta/tahun) dan dekat dengan sekolah tempat dia ngajar. Rata2 disana, harga kontrakan mulai dari 7 juta. Alhamdulillahnya, yang empunya rumah ternyata selektif milih penghuni kontrakannya, jadi diutamakan yang suami-istri kental dengan nuansa islami. Dan kamipun terpilih! Rumah ini akan segera kami huni di bulan Maret, setelah nikah secara sah di mata hukum, InsyaAllah! Sementara itu, dia bakalan buka les disana. Alhamdulillah tiap bulannya bisa dapet hampir 1 juta. Nah, ini surat perjanjian kontraknya.
Dana saya sekarang tinggal 6 juta, dan kali ini dana keluar lagi! Abang Saya (pegawai bank) butuh dana banget, karena abang saya di-nonjob-kan sementara dari pekerjaannya (karena sesuatu dan lain hal) serta gaji istrinya (dosen) baru dibayarkan Maret karena terhitung pindah Januari ini. Duit itu buat bayar kredit mobil sama cicilan rumah. Akhirnya, abang saya ngejual handycam (2 juta) plus minjem uang ke saya 2 juta. Saya sempet bingung, karena mau nabung atau bantu abang saya. Akhirnya, saya kasih 4 juta ke abang saya tanpa harus dikembaliin. Tapi abang saya ngotot ngasih handycam dan berkata akan bayar 2 juta lagi dengan dicicil 2 bulan. Saya jadi makin tidak tega! Akhirnya, saldo saya penutupan Januari ini adalah : Rp. 2.554.858,-
Yang namanya rejeki memang tidak berpintu! 3 mahasiswa (kebetulan semuanya sudah PNS dan ibu2 berumur setengah baya) datang ke saya buat minta tolong edit skripsi mereka. Waktunya singkat, cuma sampek 11 Februari karena mereka akan wisuda Maret ini! Setelah nego harga, akhirnya kita sepakat di harga 2 juta/skripsi. Uangnya saya terima setelah selesai skripsinya! Sebenarnya saya tidak mau nerima job ini, karena pengalaman saya bikin skripsi dulu pahit banget! Ampe tertunda wisuda 1 tahun. Tapi, mungkin inilah rejeki dari Allah SWT, saya terima dengan lapang dada.
"DIMANA ADA PENGELUARAN, DISANA ADA PEMASUKAN"
Terakhir, InsyaAllah, ortu saya dan ortu dia akan ketemu bulan Februari ini (sebelum tanggal 20) untuk menentukan tanggal pernikahan! Nunggu nyokap saya balik dari Bali (jalan2 sesama dosen). Nah, sebelum perhitungan itulah saya mesti bayar isi kamar itu ke keluarga dia! Eh, dana sekarang malahan menyusut, dari perkiraan 7,5 juta, sekarang tinggal 2,5 juta.
Ternyata, nyokap saya bilang ke saya buat minta keluarga dia datang Rabu tanggal 13 November 2012 ke rumah. Keluarga Saya bakalan berunding buat pernikahan kami.
AKHIRNYA!!!

Hari Rabu, 13 Februari 2012, pukul 11.00 siang keluarga dia ketemu dengan keluarga saya sampai pukul 15.00. Pernikahan kami akan dilaksanakan pada bulan April (tidak jadi Maret), pertimbangannya saya tidak tau karena saya pulang ngajar, keluarga kami sudah megang kalender aja! Awalnya sih..bakalan nikah tanggal 19 April 2013 dan langsung perhelatannya di hari berikutnya (20/4). Berhubung akan diadakannya UN (atau US ya, saya lupa) tingkat SMP. Kenapa dengan UN/US SMP? Karena Datuk (Tetua Adat) di kaum saya menjabat sebagai Kepala Sekolah SMP. Untuk pertemuan keluarga besar, akan diadakan di bulan Maret.

Oh iya, mungkin ada banyak pendapat dari kawan2 mengenai ortu saya yang seperti mengulur atau seolah tidak merestui hubungan kami ini.
Namun, akhirnya saya tahu penyebab dibalik itu semua, ada seseorang yang mengatur ini semua. Yaitu SEPUPU CEWEK SAYA, yang nemenin saya ke kampung dia waktu sekarat itu. Saya bagaikan tersambar petir mendengarnya. Saya mendengarkan hal ini langsung dari abang saya, yang bilang kalau sepupu cewek saya itu selalu menjelek2an dia kepada nyokap saya. Dia bagaikan musuh di dalam selimut! Dia memperkeruh hubungan kami di belakang, sedangkan di depan bagaikan mendukung hubungan kami. Karena dia temen deket dia (seperti yang sudah saya kisahkan), makanya nyokap saya percaya dengan dia.
Abang Saya bilang, nyokap Saya tidak 100% percaya sama dia. Tapi ucapan dia itu cukup manjur untuk membuat ragu nyokap saya kepada dia. Saya tidak tau apa yang dia ucapin ke nyokap saya. Lalu saya ngomong ke nyokap saya mengenai sepupu saya yang menjelek2an dia ke nyokap saya. Nyokap saya menyikapi dengan bijak, nyokap saya bilang "gak usah lagi dibahas mengenai itu, yang jelas sekarang kan udah mau nikah. Ntar kalo dibahas lagi, kita ma keluarga dia jadi tidak berbaikan lagi!". Akhirnya, saya putusin buat stop sampai disana, gak usah bahas lagi mengenai dia.
Saya bersyukur semua berjalan dengan lancar, karena keluarga dia bisa menerima alasan kenapa hal ini selalu terundur, seakan disengaja. Keluarga saya dan keluarga dia makin akrab aja deh! Saya dan dia pun lega. Nikah Maret, syukur, April juga Alhamdulillah! Karena waktu untuk saya mengumpulkan uang jadi makin banyak. Alhamdulillah, semua berjalan lancar berkat doa kita semua. Amin ya Rabb.
SEBUAH AWAL YANG INDAH UNTUK SEBUAH IBADAH
Senin, 18 Februari 2013, pas di kampung, saya sekeluarga ketemu dengan pemangku adat. Setelah melewati musyawarah, disepakati untuk mendatangi keluarga dia di bulan Maret. Dia juga bakalan tinggal dirumah kontrakan kami mulai tanggal 1 Maret. Jadi, 1 bulan sebelum resepsinya, dia bakalan ngurus rumah kami plus ngajar les disana. Sedangkan Saya bakalan masuk kesana setelah kami resmi nikah secara hukum, mungkin pertengahan April.
Sabtu, 23 Februari 2013 kami melengkapi isi rumah kontrakan dengan yang penting dulu. Kayak kasur, tempat tidur, dll. Saya juga kaget ketika mendengar bahwa dia sudah tidak mengikat lagi mengenai kewajiban adat yang mesti saya penuhi. Dia bilang, berapa sisa tabungan saya, segitu saja yang dikasihin ke keluarga dia.
Cihuy..akhirnya, BEBAN ITU HILANG JUGA!!!
SEMUA AKAN INDAH PADA WAKTUNYA
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu. (QS. At-Talaq : 3)

Jumat, 15 Februari 2013

Suami Dayyuts; Suami Celaka yang Haram Masuk Surga

Al-Hamdulillah, segala puji milik Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah kepada Rasulullah –Shallallahu 'Alaihi Wasallam-, keluarga dan para sahabatnya.

Istilah "suami takut istri" bukan hanya ada di televisi. Saat ini banyak kita jumpai seorang suami yang bertekuk lutut di bawah ketiak istri. Alih-alih mengarahkan dan membimbing istrinya, malahanan dia selalu di bawah instruksi dan arahannya. Akibatnya dia tak berani melarang ketika istrinya bermaksiat. Misalnya, dia membiarkan istrinya bergaul bebas dengan teman lakinya, membiarkannya nongkrong di pinggir jalan, membiarkannya keluar rumah tanpa berjilbab, dan bentuk pelanggaran syari’at lainnya.

Sungguh tak layak suami berperilaku dan bermental seperti ini. Karena Allah telah menetapkannya sebagai pemimpin dalam rumah tangganya, pemimpin atas anak dan istrinya, dan kelak dia akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya.

Dari Ibnu Umar radliyallah 'anhuma, dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, bersabda:
كُلُّكُمْ رَاعٍ فَمَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ، فَالأَمِيرُ الَّذِى عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ، وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهْوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
"Setiap kalian ra'in (penanggung jawab) dan masing-masing akan ditanya tentang tanggungjawabnya. Penguasa adalah penanggung jawab atas rakyatnya, dan akan ditanya tentangnya. Suami menjadi penanggung jawab dalam keluarganya, dan akan ditanya tentangnya." (Muttafaq 'Alaih)

Makna ra’in adalah seorang penjaga, yang diberi amanah, yang harus memegangi perkara yang dapat membaikkan amanah yang ada dalam penjagaannya. Ia dituntut untuk berlaku adil dan menunaikan perkara yang dapat memberi maslahat bagi apa yang diamanahkan kepadanya. (Al-Minhaj 12/417, Fathul Bari, 13/140)

Dalam sebuah hadits marfu', dari Ibnu Umar Radliyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
ثَلاَثَةٌ لاَ يَدْخُلُوْنَ الْجَنَّةَ : اَلْعَاقُ لِوَالِدَيْهِ ، وَالدَّيُّوْثُ ، وَرَجْلَةُ النِّسَاءِ
Ada tiga golongan yang tidak akan dilihat oleh Allah pada hari kiamat nanti, yaitu orang yang durhaka kepada kedua orangtuanya, perempuan yang menyerupai laki-laki, dan ad-dayyuts . . . “ (HR. an-Nasa’i dan lainnya, dishahihkan oleh Al-Albani).

Makna ad-dayyuts adalah seorang suami atau ayah yang membiarkan kemaksiatan terjadi dalam keluarganya. Yaitu ketika dia melihat kemungkaran oleh anggota keluarganya, dia hanya diam saja dan tidak merubahnya.

Lawannya adalah al-ghayyur, yaitu orang yang memiliki kecemburuan besar terhadap keluarganya sehingga dia tidak membiarkan mereka berbuat maksiat.

Ancaman keras dalam hadits di atas menunjukkan bahwa perbuatan ini termasuk dosa besar yang dimurkai Allah. Karena perbuatan tersebut diancam akan mendapatkan balasan di akhirat berupa ancaman tidak akan masuk surga.

Imam Ad-Dzahabi dalam kitabnya, Al Kabair (kumpulan dosa-dosa besar) menempatkan perilaku diyatsah/ dayyuts dalam urutan dosa besar ketiga puluh empat.

Beliau mengatakan dalam bab liwath, "jika dia mengetahui istrinya telah berselingkuh (berzina) dan dia hanya diam saja (membiarkannya), maka Allah telah haramkan surga atasnya karena Allah telah menulis di pintu surga: 'Kamu haram dimasuki seorang dayyuts'. Yaitu orang yang mengetahui perbuatan buruk (zina) pada istrinya, tapi dia diam saja dan tidak cemburu."

Seorang suami yang dayyuts akan menyebabkan rusaknya agama dan akhlak anggota keluarga, sehingga layaklah suami dayyuts ini mendapatkan ancaman keras sebagaimana yang disebutkan dalam hadits di atas.

Imam Ibnul Qayyim rahimahullah ketika menjelaskan dampak buruk perbuatan maksiat di antaranya perbuatan ad-diyatsah/ad-dayyuts (membiarkan perbuatan buruk dalam keluarga) yang timbul karena lemah atau hilangnya sifat ghiirah (cemburu dan marah ketika syariat Allah dilanggar) dalam hati pelakunya. Beliau berkata, “. . . . oleh karena itulah, ad-dayyuts adalah makhluk Allah yang paling buruk dan diharamkan masuk surga. Demikian juga orang yang membolehkan dan menganggap baik perbuatan dzalim  dan melampaui batas bagi orang lain. Maka perhatikanlah akibat yang ditimbulkan karena lemahnya sifat ghiirah (dalam diri seseorang)."

Beliau melanjutkan, "Ini semua menunjukkan bahwa asal pokok agama seseorang adalah sifat ghiirah (kecemburuan). Barangsiapa yang tidak memiliki sifat ghiirah maka berarti dia tidak memiliki agama (iman). Karena sifat ghiirah inilah yang akan menghidupkan hati (manusia) yang kemudian akan menghidupkan anggota tubuhnya, sehingga anggota tubuhnya akan menolak perbuatan buruk dan keji. Sebaliknya, hilangnya sifat ghiirah akan mematikan hatinya, yang kemudian akan mematikan kebaikan anggota tubuhnya, sehingga sama sekali tak ada penolakan terhadap keburukan dalam dirinya. . . “ (kitab Ad-Da-u wad Dawaa’, hal. 84).

Ad-Dayuts akan membiarkan keburukan pada agama istri dan anak-anaknya. Yaitu dengan membiarkan atau menuruti kemauan mereka dalam perkara yang bertentangan dengan syari’at. Ini berarti menjerumuskan mereka ke dalam jurang kehancuran.

Seorang istri, bagaimanapun baik sifat asalnya, tetap saja dia seorang perempuan yang lemah dan susah untuk diluruskan. Maka seseorang yang keadaannya sedemikian ini tentu sangat membutuhkan bimbingan dan pengarahan dari seorang laki-laki yang memiliki akal, kekuatan, kesabaran, dan kasih sayang. Karena itu, jangan pernah bosan menasihati istrimu. “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka . . .” (QS. At-Tahrim: 6)

Wahai para suami, janganlah kalian menjadi ad-Dayyuts!!. (PurWD).

Kamis, 14 Februari 2013

SEKULERISME-LIBERAL MENJERAT REMAJA DALAM SEKS BEBAS

Tidak dapat dipungkiri bahwa kemajuan peradaban manusia sangat ditunjang oleh kebagusan pola pikir dan pola sikap generasi muda serta remajanya. Bila dilihat dari faktanya, seperti halnya kekuatan fisik, mental dan pemikiran, juga semangat serta antusiasme, secara mutlak potensi tersebut dimiliki oleh kebanyakan generasi muda dan remaja. Bila potensi mereka yang sedemikian hebatnya bisa diarahkan menuju hal yang positif lagi konstruktif, tentunya kebangkitan, keberhasilan, serta kejayaan suatu bangsa tak pelak lagi dapat dicapai dengan mudah. Maka dari itu, keterpurukan generasi muda dan remaja terutama akibat merebaknya racun seks bebas adalah bencana terbesar bagi kemajuan dan keberlangsungan peradaban manusia.

Seks Bebas Mengancam Remaja Indonesia
Seks bebas mengancam remaja dan generasi muda, bukanlah wacana yang tanpa fakta. Fakta tetang merebaknya seks bebas di kalangan remaja beserta berbagai problematika turunannya banyak diungkapkan oleh survei lokal maupun internasional.

Tahun 2010, BKKBN melaporkan bahwa sekitar 51% remaja Jabodetabek pernah atau biasa melakukan seks bebas. Bahkan, dalam momen-momen istimewa semacam peringatan tahun baru atau valentine, kuantitas seks bebas nan liar makin meningkat. Di berbagai tempat, sudah bukan rahasia lagi jika pada momen-momen tersebut penjualan kondom—yang umumnya dibeli oleh kalangan muda-remaja—melonjak tajam.

Survei serupa juga dilakukan oleh yayasan afiliasi dari DKT Internasional yang berkantor di Washington, Amerika, terhadap remaja dan kaum muda berusia antara 15-25 tahun. Survei pada Mei 2011 itu dilakukan dengan cara wawancara langsung terhadap 663 responden di 5 kota besar di Indonesia, yaitu di Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi), Bandung, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali. Hasilnya 39% ABG usia 15-19 tahun pernah berhubungan seksual, sisanya 61% berusia 20-25 tahun.

Sementara itu hingga Juni 2011, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa jumlah kasus HIV telah mencapai 26.483 kasus dimana 45,9% penderitanya berusia 20-29 tahun. Jika dikaitkan dengan karateristik virus HIV yang gejalanya baru muncul setelah 3-10 tahun terinfeksi, ini membuktikan bahwa sebagian besar mereka telah terinfeksi di usia remaja.

Sedangkan terkait kasus aborsi, BKKBN tahun 2010 merilis bahwa estimasi jumlah aborsi di Indonesia per tahun mencapai 2,4 juta jiwa dengan 800 ribu di antaranya terjadi di kalangan remaja.

Akibat Gaya Hidup Liberal
Persoalan ramaja di atas sebenarnya tidak bisa dilepaskan dari gaya hidup liberal dan sistem kapitalisme-sekuler sebagai pintu gerbang dan pencengkeramnya. Betapa tidak, dalam sistem kapitalisme-sekular, agama (Islam) dipandang sebagaimana agama dalam pandangan Barat yang ditempatkan hanya pada urusan individu dengan Tuhannya. Sementara dalam urusan sosial kemasyarakatan, agama (Islam) ditinggalkan.

Dari sinilah kemudian lahir berbagai sikap liberal yang mengagungkan penjaminan kebebasan individu. Manusia bertindak atas dasar akal dan pemahamannya, bukan lagi karena perintah Tuhan atau larangan-Nya ataupun karena halal dan haram.

Bersambut setelahnya, muncul pula budaya hedonistik-permisif, yakni budaya hura-hura dan serba boleh. Boleh berpakaian minim atau seksi untuk mengekspresikan diri, boleh berpacaran dan bermesraan–bila kebablasan tinggal dinikahkan– serta ‘boleh-boleh’ yang lainnya.

Pandangan masyarakat dan remaja saat ini bukanlah lagi karena Islam mewajibkan menutup aurot dan melarang mendekati zina termasuk di dalamnya berpacaran. Entah dalam hal ini mereka tahu atau malah tidak mau tahu. Kalaupun mereka tahu, jarang yang mau melaksanakannya dengan baik dengan alasan takut dikatakan fanatik, dijauhi teman, atau karena “kita tidak hidup di Negara Islam”.

Sebaliknya, mereka berpandangan dengan tolok ukur “umumnya” dimana hal itu kadang malah bertentangan dengan syariat. Seperti, umumnya remaja itu berpacaran, bersolek atau berdandan yang memperlihatkan sisi kemudaan mereka yang menarik. Anggapan inilah yang kemudian menjadikan control masyarakat itu hilang.

Saat budaya Barat begitu luar biasa memasuki dunia remaja dengan menjajakan musik, mode, film, artis idola, bahkan gaya hidupnya, masyarakat menganggapnya wajar karena inilah zamannya globalisasi dimana dunia seakan tak berbatas. Namun ketika akhirnya remaja-remaja mereka rusak akibat jerat kehidupan liberal, barulah mereka kebingungan mencari solusi. Solusi yang diambil pun ternyata pragmatis dan parsial sehingga malah melanggengkan kehidupan sekuler-liberal itu sendiri.

Islam sebagai Jalan Baru
Seks bebas, pornografi, aborsi, dan berbagai persoalan lainnya, sebenarnya berawal dari kesalahan tataran sistemis yang menjadikan ketaqwaan individu lenyap juga penjagaan Negara timpang atas masyarakat dan remaja. Maka, jalan satu-satunya untuk menyelamatkan generasi muda dan remaja beserta seluruh masyarakat dari keterpurukan kehidupan ini adalah dengan mencampakkan sistem kapitalisme-sekuler yang terbukti menyengsarakan dan menggantinya dengan sistem Islam yang “rahmatan lil ‘alamin”.

Sistem Islam akan menutup semua gerbang seks bebas dan gaya hidup liberal yang menyesatkan, serta memberikan sanksi yang tegas bagi pelaku seks bebas dan penggiat budaya liberal. Hal itu dibarengi dengan Islam dalam Negara, membentuk pola pikir yang Islami bagi individu, keluarga dan masyarakat melalui sekolah yang murah bahkan gratis, mengoptimalkan peran keluarga sebagai benteng utama dan pertama bagi generasi, serta menciptakan suasana lingkungan masyarakat yang senantiasa terbingkai dalam motivasi Islami.

Negara juga mendorong setiap anggota masyarakat agar mampu berkarya sebaik mungkin dengan memberikan penghargaan yang luar biasa kepada ahli ilmu, pencetus teori, pengarang buku, dan orang atau masyarakat dengan karya positif lainnya.

Maka jelaslah kesempurnaan Islam sebagai agama dan aturan kehidupan yang berasal dari pencipta yang Maha Tahu akan kebutuhan hambaNya. Dan sungguh Islam memang pasti menjadi jalan baru yang lebih baik. Insya Alloh![Zahra]