Kamis, 22 Oktober 2009

SOSIOLOGI

Robert M.Z. Lawang

Sosiologi merupakan studi ilmiah tentang hubungan antara individu dan masyarakat beserta semua konsekuensinya.

Studi Ilmiah

Pertanggungjawaban ilmiah dari segi :

  1. Pokok permasalahan (subject matter)
  2. Teori
  3. Metode penelitian.

Pertanggungjawaban dari segi pokok permasalahan

  1. Pokok permasalahan : apa yg dipelajari dalam sosiologi :
    1. Objek : masyarakat
    2. Subjek : individu, actor
    3. Intersubjek : obyek yg dikonstruksi bersama dan dipertahankan bersama

Objek : masyarakat

  1. Individu lahir, hidup dan mati
  2. Masyarakat tetap bertahan, tidak tergantung pada individu
  3. Durkheim :

1) Masyarakat dilihat sebagai obyek : sama dengan obyek yg dipelajari ilmu alam

2) Sosiologi : sama kedudukan dengan ilmu alam. Disebut nomotesis

Subjek : individu

  1. Individu :

1) Utuh, tidak terbagi, unik, tidak tergantung.

2) Riil, menunjuk pada si A, B, C dst., bertindak.

3) Tindakan orang terarah pada tujuan individual itu sendiri a/ pada tujuan bersama dua orang a/ lebih.

  1. Max Weber (Jerman)

1) Sosiologi : ilmu yg berhubungan dengan pemahaman interpretif tentang tindakan social dan dengan suatu penjelasan kausal tentang arah dan konsekuensi-konsekuensinya,

a. Pemahaman Iterpretif : dalam rangka ini Weber mengemukakan kerangka analisis tipe ideal yg sangat terkenal itu.

b. Tindakan : datang dari individu yg riil.

c. Tindakan social : arah tindakan individual ikut ditentukan dan menentukan tindakan orang lain yg terlibat dalam suatu interaksi social.

2) Pemahaman interpretif : pemahaman si peneliti tentang :

a. Tindakan (action)

b. Tindakan social : arah tindakan ditentukan o/ yg terlibat interaksi

c. Konsekuensi tindakan dan tindakan sosial : kerjasama, konflik, revisi arah tindakan.

Itersubyek

  1. Hubungan (relation) yg :

1) diciptakan dan dipertahankan o/ orang yg berhubungan satu sama lain dalam interaksi (hidup).

2) Sudah terbentuk (obyek) menjadi hubungan sosial (social relationship).

a. Interaksi sosial menghasilkan hubungan.

b. Melalui Interaksi sosial hubungan itu dipertahankan

  1. Perbedaan pengertian subyek dan obyek dalam intersubyektifitas dan pengertian obyek (Durkheim) dan subyek (Weber) :

1) Subyek : saling tergantung. Otonomi terbatas.

a. Saling memperhitungkan kehadiran orang lain.

b. Subyek-subyek hadir bersama dalam suatu tempat terjadinya interaksi (conprescence)

2) Obyek : hubungan a/ struktur

a. Dikonstruksikan (dibentuk) o/ mereka yg berinteraksi

b. Struktur bersifat relative / Intersubyektif : menghubungkan subyek-subyek. A----B

c. Kekuatan struktur (obyek) tergantung pada subyek-subyek yg membentuknya.

d. Struktur / obyek bersama : melampaui mereka yg penah membentuknya.

Pertanggungjawaban dari segi metodologi

  1. Metode tunduk pada pokok permasalahan :

1) Obyek : metode kuantitatif

2) Subyek : metode kualitatif

3) Intersubyek : cenderung metode kualitatif (pengamatan) terhadap proses-proses sosial yg terjadi.

  1. Metode :

1) Cara mempero/ data a/ informasi yg tidak dipengaruhi o/ kepentingan individu a/ kelompok.

2) Metode Ilmiah : tidak memihak, membiarkan gejala sosial itu berbicara kepadanya.

  1. Pendekatan Kuantitatif :

1) Serangkaian tindakan / langkah yg runtutannya sangat logik dalam rangka membuktikan kebenaran suatu teori melalui penelitian.

2) Langkah-langkah berturut-turut : teori / konsep – hipotesis – definisi konsep – operasionalisasi – penyusunan kesioner – pengumpulan data – analisis sesuai hipotesis – kesimpulan : ya, tidak.

  1. Pendekatan Kualitatif :

1) Serangkaian tindakan / langkah yg runtutannya fleksibel dalam rangka menyusun konsep dan teori tentang masyarakat melalui suatu penelitian lapangan. Langkah-langkahnya :

a. Membaca semua informasi terkait masyarakat yg diteliti.

b. Mengunjungi, menetap di tengah masyarakat.

c. Metode pengumpulan informasi :

a) Mengamati

b) Mewawancarai

c) Berdiskusi

d. Membentuk konsep dari hasil pengamatan itu.

e. Menjawab pertanyaan penelitian.

Pertanggungjawaban dari segi teori

  1. Teori dibahas dalam mata kuliah khusus (teori sosiologi, komunikasi, politik, administrasi, kriminologi, kesejahteraan sosial, hubungan internasional, antropologi). Kita batasi pada konsep-konsep saja krn teori selalu terdiri dari konsep-konsep.
  2. Pengertian konsep :
    1. Konsep : istilah yg ditarik dari (abstrak) kenyataan empiric masyarakat.
    2. Yg ditarik : hakekatnya (essence) saja.
    3. Konsep pasti tidak identik dengan kenyataan empiric yg dijelaskannya.
  3. Fungsi konsep :
    1. Menjelaskan : analitik.
    2. Menggambarkan : deskriptif
  4. Definisi :
    1. Konsep harus didefinisikan supaya pengertian yg terkandung di dalamnya menjadi jelas dan terang.
    2. Definisi yg baik selalu terdiri dari dua komponen : definiendum dan definiens.

a. Definiendum : yg harus diterangkan, a/ dijelaskan, a/ digambarkan. Mengapa?

a) Konsep : tidak dengan sendirinya terang dan jelas.

b) Harus dijelaskan dengan kata-kata, dan kadang-kadang pula dengan konsep.

c) Menerangkan : membuat yg gelap menjadi terang, a/ membuat yg kabur menjadi jelas a/ terurai.

b. Definiens : yg menjelaskan

a) Seluruh rangkaian kata-kata a/ konsep yg ada setelah kata “ialah” a/ “adalah” a/ “menunjuk” pada suatu rumusan definisi merupakan definiens

b) Fungsi definiens : menjelaskan, menerangkan a/ menggambarkan sampai orang yg membaca a/ mendengar rumusan definisi itu mengerti dan tidak bertanya lagi.

    1. Contoh definiendum dan definiens : Integrasi sosial adalah kondisi dimana orang saling mendukung.

a. Definiendum : integrasi sosial

b. Definiens : kondisi dimana orang saling mendukung

Eksperimentasi Sosial

  1. “Eksperimentasi sosial” : Penelitian terapan yg banyak digunakan o/ ahli kesejahteraan sosial u/ menghasilkan perubahan yg direncanakan dengan memasukkan intervensi tertentu dalam komunitas.
  2. Intervensi itu menimbulkan reaksi dalam komunitas yg diarahkan u/ melakukan perubahan dari dalam.

Prinsip Intervensi Sosial :

  1. Intervensionis harus memiliki :
    1. Pengetahuan mendalam tentang masyarakat yg hendak diintervensi itu.
    2. Ketrampilan teknis yg berhubungan dengan pengorganisasi masyarakat u/ memungkinkan partisipasi mereka dalam proses intervensi itu.
    3. Nilai dan sikap yg selalu memihak pada masyarakat yg hendak diintervensi itu.
  2. Dengan itu si intervensionis melakukan beberapa langkah bersama dengan orang-orang dalam masyarakat itu sebagai berikut :

a. Pengembangan relasi (engagement) dengan orang-orang yg ada dalam masyarakat itu, yg menghasilkan ikatan sosial sebagai dasar u/ kegiatan lebih lanjut.

b. Pengkajian dan penilaian (assessment) tentang potensi, masalah, hambatan yg datang dari luar dan dari dalam masyarakat itu sendiri. U/ tujuan ini, anda dapat menggunakan analisis SWOT (strength, weakness, opportunity, dan threats). Hasil kajian dan analisis ini berguna u/ perencanaan.

c. Perencanaan menunjuk pada keseluruhan langkah implementasi yg akan diambil sehingga intervensi sosial itu akan menghasilkan perubahan sosial yg diinginkan.

d. Implementasi menunjuk pada pelaksanaan rencana yg sudah dilakukan sebelumnya.

e. Evaluasi menunjuk pada kegiatan u/ mencocokkan rencana dan pelaksanaan. Hasil evaluasi bias positif kalau implementasi sesuai dengan rencana, dan sebaliknya negative kalau dalam perancanaanya ada banyak hal yg menunjukkan ketidaksesuaian dengan rencana.

f. Terminasi menunjuk pada berakhirnya intervensi setelah evaluasi dilakukan.

g. Tindak lanjut adalah langkah yg diambil setelah terminasi dilakukan. Kalau masih ada banyak masalah yg harus diatasi, perlu menilai kembali beberapa hal dalam perencanaan a/ pelaksanaan yg kurang efektif. Kalau dinilai berhasil, intervensi berhenti.

Konsekuensi Sosial

  1. Konsekuensi sosial : semua akibat dan dampak yg timbul dari hubungan antara individu dan masyarakat :

1) Yg terkait hubungan :

a. Konsensus

b. Konflik

2) Perubahan

a. Yg terencana

b. Yg tidak terencana

Ekperimentasi sosial

1. Eksperimentasi :

1) Proses melakukan eksperimen sosial dgn sengaja melalui intervensi sosial.

2) Eksperimen sosial lain drpd yg dilakukan dlm ilmu kimia. Namun demikian prinsipnya tetap sama.

KAMANTO SUNARTO

Berger mendefinisikan sosialisasi adalah proses melaui mana seorang anak belajar menjadi seorang anggota yg berpartisipasi dlm masy.

Menurut Mead pada tahap prtm play stage seorang anak kecil mulai belajar mengambil peran orng yg ada disekitarnya. Contoh : Seorang anak berpura-pura mjd dokter yg sedang menyuntik pasien, polisi mengintrogasi penjahat.

Pada tahap game stage seorang anak tdk hanya tlh mengetahui peran yg hrs dijalankannya, tetapi telah pula mengetahui peran yg haru dijalankannya oleh orng lain dgn siapa ia berinteraksi. Contoh : dalam pertandingan sepakbola, ia menetahui peran-peran yg dijalankan olh pr pemain lain. Dalam tahap ini seseorang tlh dpt mengambil peran orng lain.

Significant others adalah tahap awal sosialisasi, biasanya terbatas pd sejumlah kecil orang, terutama ayah dan ibu. Pd tahap ketiga sosialisasi, seseorang dianggap mampu mengambil peran orang lain dlm suatu masy (generalized others). Contoh : sebagai siswa dia memahami peran gurunya.

SOSIALISASI PRIMER DAN SEKUNDER

Menurut Berger dan Luckmann sosialisasi primer sebagai sosialisasi pertama yg dijalani individu semasa kecil, melalui mana ia menjadi anggota masy, sedangkan sosialisasi sekunder adalah sosialisasi yang dilakukan indinidu dalam sector baru dari masyarakatnya.

Proses resosialisasi didahului dgn proses desosialisasi. Dlm desosialisasi seorang mengalami pencabutan diri yg dimilikinya, sedangkan dlm proses resosialisasi seseorang diberi suatu diri yg baru. Total institusions : suatu tmpt tinggal dan bekerja yg didalmnya sejumlah individu dlm situasi sama, terputus dr masy yg lbh luas utk suatu jangka waktu tertentu, bersama-sama menjalani hidup yang diatu secara formal (Goffman) Contoh : Seorang yg dirawat di rumah sakit jiwa mengalami proses desosialisasi, yaitu menanggalkan statusnya sbg orang yg brjiwa sehat dan menerima status baru sbg orang yan sakit jiwa. Setelah itu ia menjalani proses resosialisasi yg brtujuan utk mengubah mentalnya mjd orng berjiwa sht.

Sosialisasi antisipatoris mrpkn suatu bntuk sosialisasi sekunder yg mempersiapkan seseorang utk peran yg baru. Contoh : bintara ke perwira.

POLA SOSIALISASI

Sosialisasi represif menekankan pada penggunaan hukuman terhadap kesalahan. Ciri lain : menggunakan materi dalam hukuman dan imbalan, berisi perintah, komunikasi satu arah.

Jagger sosialisasi partisipatoris merpkn pola yg di dlmnya anak diberi imbalan manakala berperilaku baik; hukuman dan ibalan bersifat simbolik; anak diberi kebebasan; komunikasi besifat lisan; anak mjd pusat sosialisasi; keperluan anak dianggap penting; dan keluarga sbg generalized other.

Jarak intim 0-18 inci (0-45cm), semua panca indera terlibat secara intensif. Biasanya interaksi ini terjadi pada saat bercinta, pada tmpat umum, dlm kndaraan umum, dan permainan gulat.

Jarak pribadi 4-12 kaki ( 45cm-1.22m). Interaksi seperti ini biasanya terjadi antara suami istri. Interaksi pada tahap jauh dr jrk ini trjadi antara orng yg saling menyentuh jika merentangkan tangan. Contoh : pada saat senam bersama. Pada jarak ini rangsangan pada pancaindera mulai berkurang, terutama pada tahap yg jauh.

Jarak sosial 4-12 kaki ( 1.22m – 3.66 m). Dalam jarak seperti ini orang dapat berbicara normal, tetapi tidak saling menyentuh. Jarak dekat dapat terlihat pada saat orang berbicara urusan informal, sedangkan orang yg terlibat hubungan secara formal disebut jarak jauh.

Jarak public ( diatas 12 kaki atau 3.66m). Interaksi ini biasanya dilakukan oleh para orator, atau orang yg sedang berkampanye. Semakin jauh semakin keras suara yg hrs dikeluarkan.

INTERAKSI DAN INFORMASI

Dalam buku berjudul Symbol selves and society dijelaskan bahwa untuk dapat berinteraksi, untuk dapat mengambil peran orng lain, kita perlu mempunyai informasi mengenai orang yg ada dihadapan kita. Infomasi dpt brp ciri fisik, jenis kelamin, usia, ras penampilan berbusana.

PRINSIP DRAMATURGI

Menurut Poloma dramaturgy adalah pendekatan yg menggunakan bahasa dan khayalan teatur utk menggambarkan fakta subyektif dan fakta obyektif dalam interaksi sosial.

Menurut Goffman pernyataan dibedakan mjd dua, yaitu pernyataan yg diberikan (expression given) dan pernyataan yg dilepaskan (expression given off). Pernyataan yang diberikan adalah pernyataan yg lazim dipakai dalam memberi informasi, sedangkan pernyataan yg dilepas adalah pernyataan yg mengandung informasi tentang ciri pemberi pernyataan.

DARI BERJUMPA SAMPAI BERPISAH

Memulai, menjajaki, meningkatkan, menyatupadukan, dan mempertalikan.

Membeda-bedakan, nembatasi, memacetkan, menghindari, memutuskan.

STRUKTUR SOSIAL

Pola perilaku, hubungan antar individu, antar kelompok, masyarakat, dan institusi. Dan hal-hal tersebut saling berkaitan dan membentuk struktur yang dijaga oleh sistem.

Sistem adalah suatu jaringan yg berisikan nilai, norma, keteraturan dan kestabilan. Oleh karena itu, maka struktur membutuhkan suatu sistem, sehingga terjadi keteraturan didalamnya.

INSTITUSI

Suatu stuktur status dan peran yg diarahkan ke pemenuhan keperluan dasar anggota masyarakat.

PENGENDALIAN SOSIAL

Cara yang digunakan untuk menertipkan orang yang menyimpang dan sebagai proses sosialisasi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Terimakasih Telah Mengisi Komentar